Refleksi 2018 dan Hashtag For 2019

Dearest Dear …

Dec, 31 2018. Ruang Bend Kel. Cip. 

Tahun 2018  ini, sepertinya menjadi tahun yang inferior bagiku. Sedikit Anxiety, ditambah lagi banyak penyesalan. Cerita yang kurang menyenangkan untuk ditulis sih sebenarnya, tapi gapapa, kutulis saja untuk nanti kalau sedang mencapai masa gemilang, mungkin tulisan ini akan membuatku menjadi semakin bersyukur. Dan semoga Tahun 2019 menjadi tahun yang penuh gemilang. Pupus dan musnah segala keresahan, kecemasan, penyesalan dan berganti dengan kebahagiaan yang berturut-turut.

Keuangan

Mengenai keuanganku di tahun 2018 ini, ku harus mulai menabung lagi dari nol. Karena diakhir 2017 dengan tergopoh-gopoh akhirnya kubisa melunasi hutang2ku yang mencapai puluhan juta rupiah. Dan Januari 2018 kumulai isi lagi pundi2 tabunganku dari awal lagi. Hashtag #Irit2018 yang kudapat dari salah satu blog, ternyata ampuh juga. Kusering posting status mengenai #Irit2018 ini, sebenarnya hanya untuk mengingatkan dan memotivasi diri sendiri aja. Dan akhirnya diujung tahun 2018 ini, ya lumayan lah bisa terkumpul tabungan yang cukup lumayan. Sepertinya akan kulanjutkan lagi menjadi #LebihIrit2019 deh, hehehehe.

Pekerjaan.

Qerja Qeras Baghai Qudha. Rasanya ini kalimat yang pas buatku dan teman2 kerja ku di tahun ini. Bener2 sampai kadang ku semaput sendiri deh. Meski temen2ku yang lain lebih over kerjanya disbanding aku sih, hihi. Di Awal tahun aja, kami sudah dibuatkan surat tugas untuk piket siaga bencana. Jadi kami harus pulang jam 8-9 malam hanya untuk duduk2 di kantor standby antisipasi kalau ada bencana. Sudahlah lelah siang hari banyak kerjaan, ditambah lagi harus pulang malam dan besoknya harus berangkat pagi lagi. Plus yang bikin teramat sedihnya, kepikiran sama bocil di rumah kan.

Selesai piket siaga bencana, ada lagi piket siaga pemilu di bulan April. Hiks. Apa coba yang harus dijagain sama kami emak2 inihh. Sungguh menyebalkan. Sampailah selesai hajat lima tahunan ini, dengan banyak sekali urusannya. Dan dengan teganya lagi, masih dikasih surat tugas menghadiri peremajaan RT di malam sabtu/minggu. Yassalamm. Ku sungguh kesel membaca surat tugas itu. Mana namaku ada 6x disebut di jadwalnya. Gedegggg. Sampai kunekat bawa bocil aja malam2. Saking sebelnya.

Lanjut lagi ada festival olahraga sepanjang tahun. OMG. Itu bener2 jadi kerjaan banget. Mulai dari Futsal yang berjenjang tandingnya sampai ga habis2 perasaanku. Sabtu Minggu disuruh masuk terus. Lanjut perayaan  HUT RI yang berbarengan dengan perhelatan Asian Games. Mulai dari Pawai Obor, Torch Relay, Karnaval, Malam Puncak .. uuuchhh ga habis2 tu pekerjaan tambahan. Disamping ku harus terus konsentrasi ke penyerapan anggaran yang semuanya di monitor dan di deadline.

Habis semua itu, masih lanjut lagi FORST Cabor Volli. Ya sudahlah dijalanin saja. Lama2 jadi enjoy juga. Didikan Pak Lurah memang luar biasa. Membuat kami2 menjadi tangguh dan tegar. Mendidik kami menjadi sebenarnya Pamong masyarakat. Meski kadang kuharus pandai2 juga menjaga antara rumah dan pekerjaanku ini.

Sebuah Penyesalan

Dan ini kumau cerita mengenai penyesalan yang hadir membuat hidupku rasanya drop. Mengalami pertarungan jiwa dan perang batin. Tau sendirikan yang namanya Menyesal itu sumpah ga enak. Ada yang bilang, boleh gagal, boleh salah .. tapi ga boleh nyesel.

Ku menyesal beli 2 rumah di Tambun. Hikss.   

Kenapa ga kukumpulkan saja uangnya, trus kuambil rumah di bintara saja.

Lulus S3 ASI eL

Finally, yesss…apresiasi buat diriku sendiri. Kuberhasil memberi ASI EL sampai dia usia 2 tahun tanpa tambahan sufor. Ga nyangka ternyata nyampe juga 2 tahun. Semoga eL kelak tumbuh kembang sempurna, sehat dan ceria  selalu. PR  nya di 2019 ini, mau WWL. Semoga berhasil pula dengan indah.

Liburan

Tahun ini Cuma nginep di Putri Duyung Ancol dengan harga lebaran yang bikin syok. Tapi gapapa si, biar dapet momen nya aja, liburan di laut saat lebaran. Kurang si nginep Cuma semalem aja. Di Kole-Kole Cottage namanya. Jadi roomnya itu bentuknya kayak kapal yang menghadap ke laut. Seneng sih.

Trus kemarin sempet main ke Dufan sama bocil. Capek yess ternyata, cuman naik 3 wahana doang pulak.Selebihnya kami ya Cuma renang aja paling.

Ga ngebiasain banyak2 liburan si ke anak-anak. Kami liburan kalau pas lagi penat aja, terutama aku si. Kalau suami sama anak2 ya pada ngikut aja. Karena kutakmau nanti anak2 menjadi cepat bosan. Karena sering diajak jalan2, lama2 mereka jadi bosan kalau misalnya ga kemana-mana. Kumau membiasakan mereka betah dirumah aja hahaha. #emakirit2018.

Dream

Berawal dari berkunjung ke rumah teman yang rapi dan nyaman sekali rumahnya. Bermula dari kelelahan bolak-balik Bintara Penggilingan. Mulai muncul keinginan untuk punya rumah tempat tinggal yang nyaman yang keluargaku bisa tempati. Dimana kami bisa menata keluarga ini. Mendidik anak2 kami dengan baik. Sebuah istana tempat kami selalu berkumpul. Istana tempat kami melepaskan lelah dan penat. Yang dekat dengan rumah ibu. Yang masuk mobil da nada garasinya. Yang luas dan lega.

Dan ini menjadi Dreamku. Keinginan yang begitu besar. Ditambah lagi ocehan dari ibuku yang lama2 kusendiri ga tahan mendengarnya. Bikin susasana hati tiba2 saja menjadi sedih, bahkan sampai pernah ku menangis sangat sedih.

Semoga Dream ini bisa tercapai di 2019. Hashtag #Rumah2019. Aamiin. Sekalian dengan #Mobil2019 juga Ya Rabb. Biar keluarga kami enak kalau mau jalan-jalan. Hehe.

Riyadhah

BEST menjadi awal. Kulanjut dengan membuat list riyadhah 40 hari yang kubuat. Semoga ini menjadi jalan kebaikan, jalan perubahan ke kehidupan yang lebih baik. Jalan mendapatkan keridhoanNya. Semoga semakin istiqomah dan bertambah listnya. Mau naik level ah, nambah amalan2 yang cetarrr. Aamiin. Kumulai dari diriku sendiri dulu. Harapanku juga semoga ini menular ke seluruh keluargaku, ke anak2ku juga terutama. Ya Rabbuna, bombing dan  tuntunlah hambaMu yang lemah ini selalu.

Bend2018

Cerita panjang tentang ini sudah kutulis khusus. Sebagai sebuah cerita, meski tak semua tertuliskan.

 

Melepaskan Penat

So saking banyaknya perang batin yang kualami ditahun ini. Pertarungan jiwa yang terus menerus. Penat yang teramat. Meski kadang bingung sebenarnya lagi mikirin apa. Bingung kenapa kok jadi lebay sendiri mikirin hal yang remeh temeh kenapa jadi begitu berat. Lebay diri sendiri aja si sebenernya.

Makanya di Tahun 2019, rasa2nya ku hanya ingin mikir yang sekiranya bikin hati dan jiwaku enak dan asik aja. Ga peduli meski kenyataannya pahit dan menyebalkan, tetep kumau mikirnya yang enak2 aja.

Well, ini kan diriku sendiri, pikiranku sendiri. Ku bebas dong mau mikirin apa. Ku bebas dong mau mikir yang bikin diriku sendiri melambung tinggi, hahaha. Daripada terus menerus penat, iya ga?

Trus kumau juga mikirin secara terus menerus mengenai #Rumah2019 dan #Mobil2019. Kumau tulis aja setiap hari. Membayangkan dengan indah kalau bisa punya rumah sendiri di bintara, ke rumah ibu tinggal jalan kaki. Alif dan el punya kamar sendiri. Ada dapur yang rapid an cantik untuk masak. Ruang keluarga untuk relax. Ruang tamu buat kumpul saudara, teman dan sahabat. Kamar tidur yang ada toiletnya di dalem. Adem pake AC. Makan pagi bersama di satu meja makan. Nonton tv bersama di malam hari. Solat subuh jamaah satu keluarga. Oh indahnya. Aamiin, aamiin semoga benar2 terwujud di 2019. Ku punya Allah yang Maha Besar, Maha Kaya. Maha Memberi. Maha Penyayang. Allahu Akbar. Tolongin ya Allah, bantu Anis dengan cara yang saat ini kutaktau sama sekali gimana jalannya.

Hashtag 2019

Okeh, segini dulu Refleksi 2018 nya. Semoga 2019 lebih gemilang dan bahagia terus menerus. Plus nikmat sehat yang utama.

#Rumah2019

#Mobil2019

#LanjutRiyadhah2019

#Irit2019

#Latiansedekah2019

#FokusBlogger2019

#BayarPuasa2019

#Khatam2019

#DapenALeL

#Kalemaja2019

#RehatRilex2019

The End of Bend2018

Dearest Dear …

Tahun kedua, ketiga dan keempat jadi bendahara .. kumulai menikmatinya. Terutama sekali karena kenaikan tkd yang mulai stabil dan amazing. Ritme pekerjaan yang juga mulai terarah. Lingkungan kerja yang juga makin mengakrabkan diri. Sistem keuangan yang sudah mulai rapi. Dan teman2 bendahara yang semakin memahami satu sama lain. Tak banyak cerita, hanya mengalir begitu saja tahun demi tahun menghabiskan uang yang tertera di anggaran kelurahan.

Uang TKD kugunakan untuk apa? Ini dia yang kadang kusesali. Padahal kenaikan yang begitu sangat besar. Namun kujadi sangat boros. Dan salah membeli sesuatu. Mungkin hilang keberkahannya atau gimana ya. Atau aku sendiri yang ga bisa menggunakan keuangan dengan baik. Jadi saat ini yang kupunya hanya2 rumah, itu pun tidak bisa aku tempati. Mobil masih blm punya. Rumah masih numpang di rmh ortu. Kutak berani ambil pinjaman yang besar. Karena kutaksanggup kalau harus mencicil juga, plus mengcover semua kebutuhan rumah tanggaku. Masa jadi aku semua yang harus menanggungnya.

Masuk Tahun Kelima, di akhir tahunnya. Terjadi gejolak yang hebat menerpaku. Bahkan menerpa banyak sekali teman2 bendahara. Karena tahun ini adalah tahun terakhir kami menjabat. Tahun depan sudah tidak lagi boleh. Menjadi aneh, karena dulu waktu kami ditawarkan menjadi bendahara, kami tak mau. Dan sekarang saat kami harus melepasnya, kami berat juga. Apalah ini sebenarnya. Kenapa menjadi begini berat. Banyak sekali pemikiran yang menakutkan. Meski baru bayang2 pemikiran. Kami saling bertukar informasi, kami saling bercerita, kami semua khawatir, kami semua akhirya menjalani dengan sebisa mungkin iklhas. Bahwa rejeki sudah ada yang atur. Bahwa kami harus lepaskan beban ini. Bahwa kami akan menjadi staf biasa tahun depan. Bahwa pekerjaan di akhir tahun ini menjadi sangat menyebalkan -)

Khusus aku, ada permasalahan tambahan yang kuharus hadapi, harus dijalani. Sedikit bikin oleng si. Sampai kutak bisa berfikir secara jernih. Awalnya dari tawaran seorang teman untuk pindah ke wjt. Sungguh menguras pikiran. Bagaimana jika kuharus pindah? Harus meninggalkan cipinang, harus adaptasi dengan lingkungan kerja yang baru. Jadi bagaimana ini, terima tawaran ini atau tidak? Kusungguh bingung. Sementara disini masih kekeuh mau usulin jadi bendahara lagi. Meski akhirnya ku terima tawaran di wjt itu. Kudatang kesana menghadap. Kulihat kondisi disana. Dan hari2 berjalan dengan banyak sekali informasi yang berubah ubah. Takada kepastian. Sementara kusudah berharap sekali. Ku jadi takut kecewa. Tapi kalau benar bisa pindah, kumalah jadi takut.

Akhirnya kumenghadap pimpinan. Cerita mengenai tawaran yang di wjt. Hem. Entah apa yang ada dipikiran pimpinanku. Sampai sekarang pun ku takbisa menebaknya. Karena ku takmau berpikiran yang jelek tentangnya. Dia bilang dari sana belum ada iktikad baik untuk menelponnya, minta ku jadi bend disana. Ku disuruh menanyakan kepastiannya. Akhirnya kupun kesana, langsung bu kasubagnya nelpon ke lurah. Ya sudah kupikir, sudah urusan pimpinan dengan pimpinan.

Ku pasrah saja. Ku sudah berdoa, kusudah berusaha. Ku tahan diri ditengah simpang siur informasi ini. Meski kujadi jalani hari dengan sangat goyah.

Dan inilah titik pasrahku. Disaat ku tau bahwa ku jadinya tak bisa pindah, karena temanku yang pengaruhi kesana supaya aku tak pindah, dan juga karena pimpinan disini yang minta ada tukeranku, dan akhirnya disana pun mengusulkan nama lain. Ku pasrah. Ku terima. Ku tidak marah dengan temanku. Ku tidak kecewa dengan pimpinanku. Sebisa mungkin. Walau diawal perasaan kesal itu ada. Tapi sudahlah, kutakmau menyakiti diri sendiri. Biarlah mereka dengan manuvernya. Ku siap menjalani pekerjaanku dengan professional. Semua sudah Allah atur, dan kuyakin ini yang terbaik. Mungkin karena kusudah lelah juga memikirkannya, hingga otakku terasa sangat penat. Hingga akhirnya kumau lepaskan sajalah.

Meski kalau memikirkan pekerjaan di tahun depan, kadang kujadi takut sendiri. Hiks. Kan kuakhiri pekerjaan akhir tahun ini dengan indah. Itu saja.

Berbagai perang batin yang menimpaku di akhir tahun ini, harus kuhadapi dengan tegar. Perlakuan orang lain yang membuatku hancur, tak boleh berlanjut. Aku akan mensugesti diriku sendiri, bahwa aku ini kuat. Aku ini tidak bisa disembarangain. Aku tak mau terpengaruh lagi perlakuan kalian kepadaku. Jika kalian berbuat jahat kepadaku, biarlah itu jadi urusan kalian saja. Aku kan menjadi sangat percaya diri dengan diriku sendiri. Kalian tak bisa lagi mempermainkan perasaanku. Ketulusan itu biar Dia yang menjadi jurinya. Aku adalah aku.

Aku memang sempat oleng sebulan kemarin ini. Karena hantaman mengenai keputusan pekerjaanku. Padahal kumulai menata diri. Ku memprogram diri. Namun semua menjadi mudah saja buyar. Sepertinya kutak lulus ujian, hiks. Sungguh bodoh terlalu.

Pelan-pelan akan kuperbaiki kembali. Bismillah. Semoga Allah mengampuni anis yang bodoh ini.

Anis jangan bodoh lagi ya. Anis itu hebat loh. Jangan berpikir orang lain itu terlalu pintar. Anis juga pintar kok. Jangan berpikir orang lain hebat, kemudian Anis jadi lemah dan bepikir kalau anis lebih rendah dari orang itu. Anis juga oke kok. Pede aja ya Anis.

Bhaiqlah.